KOTA MATI YANG TAK PERNAH MATI
Ulayya Sarfina
Ku tatap Jakarta dari kaki langit
di tengah malam tanpa bintang
Dua jalan sejajar serta lelehan hujan
ternagkum di dekapan perjalanan
Ku datangi dirinya dengan sejuta kemungkinan
Entah mana yang kan menimpa
Ku arungi kota itu tanpa tau arah
Bagai berenang di laut lepas
tak tau dimana tepiannya
Aku tak mau tertelan!
Jantungku berdetak cepat
kalahkan dentum musik diskotik
Aku dalam tubuhnya
Mencari hati dan letihnya
Tak henti gerak tubuh tuk bertahan
diantara dinding kokoh penuh cahaya
diantara orang yang bersandiwara
Apa cara tuk bertahan?
bekalku tlah habis, tak satupun tersisakan
Laksana fantasi sesaat
laksana raga polos yang indah
Aku berharap tak pernah ada di tempat ini
Riuh suara bising
Asap tebal nan kotor
sampah berserakan
Tempat apa ini? Mengerikan!
Aku lelah!
Lelah berada di tempat mengerikan ini
tapi ia seakan tak pernah lela
Ia terus menghantuiku
Jakarta,
Kota mati yang tak pernah mati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar